Roma, SPNA – Bintang sepak bola Portugal Cristiano Ronaldo memicu kontroversi di media sosial setelah memberikan kaos sepak bolanya kepada menteri luar negeri Israel, Israel Katz.
Selama kunjungan resmi ke forum Dialog Med kelima di Italia, sebuah konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Italia tentang tantangan saat ini yang dihadapi negara-negara Mediterania, Katz bertemu Ronaldo dan anggota tim Juventus.
Katz memposting foto di Twitter yang menunjukkan bintang sepak bola itu secara pribadi menghadiahkan bajunya dalam warna Juventus, yang memicu reaksi meluas di media sosial, di mana netizen mengkritik Ronaldo karena mendukung seorang Israel yang mendukung pencurian hak-hak rakyat Palestina.
Langkah kontroversial ini mengejutkan beberapa penggemar Arab. Mengingat, Ronaldo adalah salah satu pendukung perjuangan Palestina setelah ia beberapa kali menyatakan solidaritas untuk Palestina.
Pada 2012, bintang Portugal itu memberikan penghargaan Sepatu Emasnya kepada yayasan Real Madrid, yang kemudian dilelang untuk mengumpulkan dana guna membangun sekolah di Palestina.
Ronaldo juga menyumbangkan dana untuk membantu anak-anak Suriah dan berpartisipasi dalam kampanye media untuk mendukung para pengungsi yang menderita di kamp-kamp.
Katz menulis, “Selain pertemuan diplomatik saya di Italia, saya senang bertemu dengan Juventus dan para bintangnya.“
Saya menyampaikan salam hangat dari penggemar Israel kepada Ronaldo dan rekan satu timnya. Ronaldo adalah pemain hebat & pantas memenangkan trofi Liga Champions setidaknya sekali lagi.”
Sementara itu, para penggemar Ronaldo di Twitter mengingatkannya tentang kebijakan rasis Israel yang diberlakukan terhadap Palestina seperti penghancuran rumah mereka, perampasan tanah dan tidak diberi hak untuk hidup, bekerja, dan bergerak bebas.
Bulan lalu, tim sepak bola nasional Argentina dan Uruguay memainkan pertandingan “persahabatan” di Israel, mengabaikan permohonan warga Palestina atas serangan Israel terhadap Gaza yang terkepung.
Kampanye Boikot – Palestina (BCP) menuduh Israel berusaha “menghapus” reputasi negara dengan menjadi tuan rumah pertandingan tersebut.
Pertandingan “persahabatan” akan memungkinkan Israel untuk menggunakan acara olahraga internasional dan prestise atlet kejuaraan untuk menutupi kebijakan kriminal pembersihan etnis, pengepungan, serangan militer berulang-ulang di Gaza, pembongkaran rumah-rumah Palestina, konstruksi permukiman ilegal dan dinding apartheid. Dalam sebuah pernyataan BCP mengatakan bahwa pendudukan Israel berusaha menutupi “kejahatan” dan “pembantaian” yang berkelanjutan melalui pertandingan-pertandingan semacam itu dan mengutuk Argentina dan Uruguay karena memainkan pertandingan persahabatan internasional di Tel Aviv.
Baru-baru ini, Israel telah banyak melibatkan diri dalam olahraga untuk mengalihkan perhatian penonton dari catatan hak asasi manusia yang mengerikan.
Tahun lalu, produsen pakaian olahraga global Puma menandatangani perjanjian sponsor selama empat tahun dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). IFA mencakup tim-tim dari permukiman ilegal Israel yang dibangun di atas tanah yang dicuri dari keluarga Palestina yang melanggar hukum internasional.
Keterlibatan IFA dalam perusahaan permukiman ilegal Israel telah berkali-kali dikutuk oleh para penasihat PBB, tokoh masyarakat dan masyarakat sipil serta kelompok-kelompok hak asasi manusia.
(T.RA/S: MEMO)